Dua negara sekali jalan

By 17.29

Akhirnya..!!! Setelah pengurusan dokumen yang sangat-sangat ribet, bikin stres dan segala macem.. Akhirnya hari keberangkatan tiba! 
Senin, 07 Desember 2015. Dari pagi udah bikin lapak jualan baju di kamar, pilih-pilih baju untuk dimasukkan ke koper. Harusnya sih malam sebelumnya, tapi sepertinya aku terlalu lelah dan akhirnya kabur ke alam mimpi. Disela-sela buka lapak baju, harus masih ke kampus untuk urusan proposal skripsi yang masih belum selesai. 
Jam 17.00 ah, udah jam segini tapi masih belum selesai. Akhirnya aku putuskan untuk meninggalkan urusan proposal, dan kembali ke kosan, urus ini-itu yang masih belum selesai. Karena jam 19.00 udah harus standby untuk naik travel ke Bandung. Oke, packing beres. Pamitan. Cawww!!

Bissmillahirrohmanirrohim. Bandung, I'm coming! Oh iya, kenapa ke Bandung? Bukan Jakarta? Jadi, sesuai yang udah direncanakan sebelumnya, aku ke Bandung dulu, tempat Sri -temen yang juga berangkat internship ini-. Dari kontrakan dia, baru deh kita berangkat ke kampusnya untuk berangkat bareng temen-temen dari Bandung ke Bandara Soetta. 

Selasa, 08 Desember 2015. Tangal keberangkatan yang tertulis ditiket.Seneng? Iya. Deg-degan? Banget. Negara seperti apa sih Jepang? Ya, walaupun aku sudah belajar ini itu tentang Jepang, masih belum cukup untuk menutupi rasa deg-deg an ini. Oke, aku dan Sri telat kumpul di kampusnya! Alhasil, dimarahin deh hiks.Tapi bukan masalah, toh emang salah kami sendiri hehee... Jam 12 siang, mobil berangkat menuju Bandara. Sampai Bandara sekitar jam 4. 
Berhubung saya belum nuker uang Rupiah ke Yen, saya harus ke Money Changer dulu. Kebetulan Mirsha juga belum tuker uang. Dan benar. Mahal! Yang seharusnya kursnya cuman 113, di bandara jadi 121. Sedih. Tapi ya mau bagaimana lagi. Pelajaran, lain kali min 1 minggu sebelum keberangkatan harus sudah beli Yen. Oke, nuker uang selesai. Sekarang, nunggu. Jam 18.30, ketemu Pak Bambang untuk memastikan kelengkapan kami seperti tiket pesawat, paspor dan visa, dan hal-hal tentang proses embarkasi. Setelah dikasih wejangan, dan pamitan dengan tiap keluarga dari tim kami yang mengantar -aku sendiri yang ga dianter keluarga atau teman T.T-, kami check in. 

Waduh koper apa kabar ini? Khawatir lebih dari 23kg (kapasitas maksimal bagasi). Dan waktu check in, waw banget. 22,03kg. Oh God! 7 ons lagi itu udah jadi 23kg. Amannnnn.... Untungnya juga, kami check in sistem grup. Jadi, tiket dan paspornya disatuin, bagasinya juga. Oh iya, grup ini maksimal 5 orang, jadi Lingga check in sendiri deh. Dan keuntungan check in grup ini adalah kita bisa share bobot koper. Prima, yang kopernya tembus 25kg, bisa aman karena bisa tertutupi oleh bobot koper teman yang lain. Check in selesai! Tapi proses belum selesai. Masih harus ke embarkasi. Karena penerbangan internasional, huahaha ribet sihhhh.. Walaupun dengan muka polos -karena kami belum ada yang pernah penerbangan internasional-. Setiap datang ke pos-pos baru, tiket sama paspor dan visa selalu standby. Oh iya Ktp juga. Biar kita ga dikira imigran gelap. Setelah proses panjangggg dan ribet ini, akhirnya kita sampai diruang tunggu. Nungguin pesawat sambil kirim-kirim foto ke rumah, biar ortu seneng.. Huehehe.. Maaakkk anakmu ke luar negeri makkk.. Penasaran cerita selanjutnya? lanjut part II ya.. hehehe *iseng*

You Might Also Like

0 komentar